1.
Jelaskan jenis – jenis, penyebab, serta
cara mengatasi, inflasi dan pengangguran !
2.
Analisis tentang inflasi dan
pengangguran di indonesia !
Uraiannya :
1.
A. Inflasi
Inflasi didefinisikan
sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Kenaikan harga – harga tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama,
biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Jadi apabila ada kenaikan harga – harga
dalam perekonomian yang terjadi hanya dengan kurun waktu tertentu saja,
misalnya kenaikan ongkos bus mahasiswa unsri yang semulanya 5000 rupiah menjadi
7000 rupiah pada saat kehabisan bus di kampus, atau ada faktor lain, ini
dianggap bukan inflasi melainkan sesuatu yang lumrah terjadi.
Inflasi pada dasarnya
merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena inflasi dapat
menimbulkan akibat yang buruk pada kondisi ekonomi maupun sosial. Pada kondisi
sosial inflasi dapat menyebabkan kemakmuran sebagian golongan masyarakat
menjadi menurun. Menurunnya kemakmuran ini karena harga yang meningkat lebih
cepat dibandingkan upah atau income (pendapatan) yang diterima oleh masyarakat
tersebut. Kemudian, kebutuhan yang biasanya dapat terpenuhi bisa menjadi harus
dikurangi karena keterbatasan kemampuan untuk merealisasikannya. Sedangkan pada
kondisi ekonomi, inflasi dapat menyebabkan prospek pembangunan ekonomi jangka
panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat
dikendalikan. Hal ini disebabkan karena inflasi yang tidak dapat dikendalikan
cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor, dan
meningkatkan impor. Sehingga kecenderungan ini dapat memperlambat prospek
pembangunan ekonomi jangka panjang.
a.
Jenis – Jenis Inflasi
1)
Berdasarkan sumber atau penyebab
kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk :
a) Inflasi
Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan biasanya
terjadi pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat. Pada masa
perekonomian yang berkembang dengan pesat akan menimbulkan kebutuhan tenaga
kerja yang tinggi. Kebutuhan tenaga kerja yang tinggi akan menciptakan
pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Pendapatan masyarakat yang meningkat
menyebabkan pengeluaran agregat juga semakin meningkat. Meningkatnya
pengeluaran agregat ini, tidak sebanding dengan keluaran output barang dan jasa
sebagai alokasinya. Sehingga produsen menaikkan harga secara terus – menerus
karena masyarakat cenderung berlomba untuk mendapatkan ouput tersebut akibat
dari keluaran ouput yang tidak sebanding dengan uang yang akan dikonsumsikan.
Di samping terjadi pada masa
perekonomian yang berkembang dengan pesat, Inflasi tarikan permintaan juga
dapat berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik secara terus –
menerus. Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang
dipungutnya. Untuk menutupi hal tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang
atau meminjam uang dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan
tersebut menyebabkan pengeluaran agregat akan melebihi kemampuan ekonomi
tersebut dalam menyediakan barang dan jasa. Maka keadaan ini akan menyebabkan
inflasi.
b) Inflasi
Desakan Biaya
Inflasi
desakan biaya ini juga disebabkan karena masa perekonomian yang meningkat
dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan –
perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah dalam perekonomian yang
meningkat dengan pesat, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara
memberikan gajih dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari
pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi. Langkah ini menyebabkan biaya
produksi meningkat yang akan menimbulkan kenaikan harga – harga berbagai
barang.
c) Inflasi
Diimpor
Inflasi
diimpor adalah inflasi yang akan wujud apabila barang – barang impor yang
memiliki peranan penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan – perusahaan mengalami
kenaikan harga. Apabila barang - barang yang menjadi hal yang vital dalam
proses produksi naik harganya maka akan menimbulkan kenaikan akan biaya
produksi. Berkenaan dengan itu perusahaan biasanya membuat keputusan untuk
mempertahankan perolehan laba dengan cara menaikan harga – harga barang yang
diproduksikannya.
2) Berdasarkan
kepada tingkat kelajuan kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dapat
dibedakan menjadi tiga golongan :
a) Inflasi
Merayap
Inflasi
merayap adalah proses kenaikan harga yang jalannya lambat. Yang digolongkan
inflasi ini adalah kenaikan harga – harga yang tingkatnya tidak melebihi dua
atau tiga persen dalam setahun.
b) Inflasi
Sederhana (Moderat)
Inflasi
sederhana adalah infalsi yang tingkat kenaikan harga – harganya antara 5 hingga
10 persen per tahun.
c) Hiperinflasi
Hiperinflasi
adalah proses kenaikan harga – harga yang sangat cepat, yang menyebabkan
tingkat harga menjadi dua atau tiga kali lipat dalam masa yang singkat. Hiperinflasi sering berlaku dalam
perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam
negeri. Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang
dipungutnya. Untuk menutupi hal tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang
atau meminjam uang dari bank sentral. Pembelanjaan pemerintah yang berlebihan
tersebut akan mempercepat pertambahan pengeluaran agregat. pada umumnya
perusahaan tidak mampu menghadapi pertambahan pengeluaran yang berlebihan dan
sebagai akibatnya harga menjadi meningkat dengan cepat.
b. Penyebab
Inflasi
Pada umumnya inflasi disebabkan oleh dua
faktor berikut :
1) Tingkat
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan – perusahaan untuk
memproduksikan barang dan jasa.
Pengeluaran
agregat yang tinggi akibat dari meningkatnya pendapatan yang diterima oleh
pelaku ekonomi akan menimbulkan kenaikan konsumsi barang dan jasa. Tetapi
sebaliknya, perusahaan - perusahaan tidak dapat menghasilkan barang dan jasa
sesuai dengan permintaan konsumen, maka hasilnya akan timbul kelangkaan
terhadap barang tersebut. Kelangkaan barang tersebut menjadikan perusahaan –
perusahaan itu untuk menahan barang yang mereka pasarkan dan hanya menjual
kepada para pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi.
Berdasarkan ilustrasi tersebut lah yang akan mengakibatkan kenaikan harga –
harga yang disebut dengan inflasi.
2) Pekerja
– pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah
Apabila
para pengusaha mengalami kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk
menambah produksinya, pekerja – pekerja yang ada akan mendorong untuk menuntut
kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan
terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan
– perusahaan menaikan harga – harga barang mereka.
Tetapi
kedua masalah tersebut hanya berlaku apabila perekonomian sudah mendekati
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain bahwa perekonomian
sudah sangat maju.
Disamping
dari pada itu semua, sebenarnya ada penyebab lain dari timbulnya inflasi, yakni
; a) kenaikan harga – harga barang impor, b) Penambahan penawaran uang yang
berlebihan tanpa diikuti oleh penambahan produksi dan penawaran barang, dan c)
kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab.
c. Cara
Mengatasi Inflasi
1) Kebijakan
Fiskal ; menambah pajak dan mengurangi pengluaran pemerintah.
Cara
mengatasi inflasi dapat melalui kebijakan fiskal pemerintah. Kebijakan fiskal
pemerintah itu adalah menambah pajak dan mengurangi pengluaran pemrintah.
Menambah pajak dijadikan langkah awal dalam kebijakan fiskal dikarenakan untuk
mengalokasikan pendapatan yang berlebih dari pelaku ekonomi sehingga dapat
tersesuaikan dengan kondisi sebelum kenaikan pengeluaran agregat, karena
pengeluaran agregat yang mengalami surplus adalah dampak utama dalam inflasi.
Langkah
kedua adalah mengurangi pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
dikurangi supaya harga menjadi tidak naik. Hal ini dibuktikan dengan kurva
permintaan agregat dan supply agregat. permintaan atau pengeluaran apabila
terus ditambah maka kurvanya akan bergeser ke kanan yang menyebabkan kenaikan
pada harga. Maka dari itu pengeluaran pemerintah harus dikurangi.
2) Kebijakan
Moneter ; mengurangi penawaran uang, menaikan suku bunga, dan membatasi
penawaran kredit.
Kemudian
kebijakan pemerintah lainnya untuk mengatasi masalah inflasi adalah dengan
cara, pertama mengurangi penawaran uang, dengan mengurangi penawaran uang
pemerintah dapat membatasi pengeluaran agregat pelaku ekonomi, sehingga tidak
terjadi inflasi. Selanjutnya dengan cara kedua adalah melalui menaikan suku
bunga. Dengan menaikan suku bunga pelaku ekonomi yang memiliki kelebihan
pengeluaran agregat akan lebih mengalokasikan pengeluarannya ke tabungan
sehingga barang dan jasa yang kenaikannya tidak sebanding dengan kenaikan
pengeluaran agregat dapat tertutupi. Artinya tidak banyak pengeluaran dilakukan
untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Lalu para pengusaha sedikit terhambat untuk
menaikan harga – harga barang.
Kemudian
ada cara ketiga dalam kebijakan moneter pemerintah, yakni membatasi penawaran
kredit. Pembatasan penawaran kredit akan mengurangi pengeluaran agregat pelaku
ekonomi sehingga kenaikan harga – harga barang menjadi terhalangi.
3) Dasar
Segi Penawaran
Melakukan
langkah – langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga
seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan
harga, menggalakkan pertambahan produksi, dan menggalakkan perkembangan
teknologi.
B. Pengangguran
Pengangguran adalah
suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja, lalu ingin
mendapatkannya tetapi belum memperolehnya. Kemudian apabila seseorang yang
tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan, tidak tergolong
sebagai pengangguran. Yang tergolong pengangguran adalah hanya bagi mereka yang
mencari pekerjaan secara aktif tetapi sukar memperolehnya, sehingga tidak
bekerja. Mereka yang tidak bekerja karena tidak secara aktif mencari pekerjaan
disebut sebagai pengangguran sukarela. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya
yang tidak mau bekerja karena harta orangtuanya tidak habis tujuh keturunan,
sebagai contoh pengangguran sukarela.
a. Jenis
– Jenis Pengangguran
1) Berdasarkan
sebabnya :
a) Pengangguran
Normal atau Friksional
Pengangguran
normal atau Friksional pengangguran sebanya dua atau tiga persen dari tenaga
kerja. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih
baik.
b) Pengangguran
Siklikal
Pengangguran
siklikal adalah pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan yang tidak
selalu berkembang dengan teguh dimana ada kalanya pengeluaran agregat tinggi
yang menyebabkan inflasi dan ada kalanya pengeluaran agregat rendah yang
menyebabkan perusahaan – perusahaan menderita kerugian akibat barang dan jasa
yang mereka hasilkan lebih banyak dibandingkan permintaan. Kemudian biasanya
untuk menutupi kemunduran ini, perusahaan mengurangi tenaga kerja.
c) Pengangguran
Struktural
Pengangguran
adalah pengangguran yang disebabkan karena perubahan struktur kegiatan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena tidak semua industri dan perusahaan dalam
perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran.
Kemunduran ini disebabkan karena banyak faktor, salah satunya akibat biaya
pengeluaran yang sangat tinggi dan tidak mampu bersaing. Maka dari itu untuk
menghadapi itu semua, dilakukan perubahan struktur dimana ada sebagian tenaga
kerja yang tidak dibutuhkan akibat perubahan ini.
d) Pengangguran
Teknologi
Pengangguran
dapat pula ditimbulkan akibat penggantian tenaga manusia oleh mesin – mesin dan
bahan kimia, alias adanya perpindahan pengalihan menggunakan teknologi dari
biasanya menggunakan tenaga manusia. Hal ini disebabkan karena penggunaan
tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena terkesan lebih produktif dan
biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk jangka waktu yang panjang. Lalu
pengangguran seperti disebut sebagai pengangguran akibat teknologi.
2) Berdasarkan
ciri pengangguran yang berlaku :
a) Pengangguran
Terbuka
Pengangguran
ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah
dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin
banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari
keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka
menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan
pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat terwujud sebagai akibat dari
pertumbuhan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan
sesuatu industri.
b) Pengangguran
Tersembunyi
Pengangguran
tersembunyi wujud di sektor pertanian atau jasa. Yang dikatakan pengangguran tersembunyi
adalah kelebihan tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan permintaan akan
tenaga kerja tersebut. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari
yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar dan
mengerjakan luas tanah yang kecil.
c) Pengangguran
Bermusim
Pengangguran
ini biasanya terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya musim
hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan
terpaksa menganggur. Sebaliknya pada musim kemarau, petani tidak dapat
mengerjakan tanahnya. Disamping itu umumnya para petani tidak begitu aktif
diantara waktu sesudah menanam dan menuai. Pengangguran seperti ini yang disebut
dengan pengangguran bermusim.
d) Setengah
Menganggur
Yang
dikatakan setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja satu hingga
dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja yang mempunyai
masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur karena ada
kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka menganggur.
b. Penyebab
– Penyebab Pengangguran
Faktor
utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan
maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh
apabila para pengusaha dapat menjual barang dan jasa yang mereka produksikan.
Semakin besar permintaan, maka akan semakin banyak barang dan jasa yang akan
mereka produksikan. Kenaikan produksi yang mereka lakukan akan menambah
kenaikan tanaga kerja. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara
pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja ; semakin tinggi
pendapatan nasional, maka akan semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan
dalam perekonomian.
Ini
berarti apabila pendapatan nasional rendah, artinya pengeluaran agragat menjadi
rendah, maka proses memproduksi barang akan menurun, dan hasilnya para
pengusaha akan mengurangi tingkat penggunaan tenaga kerja. Dengan kata lain,
terjadi pengangguran akibat pengurangan penggunaan tenaga kerja. Jadi
kekurangan permintaan agregat ini atau kekurangan pengeluaran agregat, adalah
faktor utama yang menimbulkan pengangguran. Disamping, ada faktor – faktor lain
yang menimbulkan pengangguran, yakni ; 1) menganggur karena ingin mencari kerja
lain yang lebih baik, 2) pengusaha menggunakan teknologi sehingga mengurangi
penggunaan tenaga kerja, dan 3) ketidaksesuaian keterampilan pekerja yang
sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri – industri.
c. Cara
Mengatasi Pengangguran
Sama
halnya dengan inflasi, penggunaan ketiga bentuk kebijakan pemerintah perlu
dilakukan untuk meningkatkan keefektifannya. Bentuk masing – masing kebijakan
tersebut untuk mengatasi inflasi dan pengangguran. Berikut kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran :
1) Kebijakan
Fiskal ; mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah
Sesuai
dengan konsepnya, pengangguran disebabkan karena kekurangan pengeluaran
agregat. kekurangan pengeluaran agregat ini terjadi akibat pendapatan pelaku
ekonomi menjadi menurun. Penurunan
pendapatan ini membuat pelaku ekonomi menjadi mengurangi konsumsi akan
barang dan jasa. Kurangnya konsumsi akan barang dan jasa ini yang disebut
dengan kurangnya pengeluaran agregat. Maka dari itu, pemerintah membuat suatu
kebijakan fiskal untuk mengurangi pajak. Dengan cara mengurangi pajak ini
berarti mengurangi beban tetap setiap pelaku ekonomi. Kemudian, dengan
berkurangnya beban ini, hasilnya pelaku ekonomi masih memiliki anggaran untuk
mengkonsumsi barang dan jasa atau bisa dikatakan bahwa pengeluaran agregat akan
stabil sperti sedia kala.
Selanjutnya
kebijakan fiskal pemerintah yang kedua yakni menambah pengeluaran pemerintah. Dengan
ditambahnya pengeluaran pemerintah ini dapat melancarkan distribusi uang dan
hasilnya akan meningkatkan pendapatan pelaku ekonomi. Bertambahnya pendapatan,
maka akan bertambahnya pengeluaran agregat.
2) Kebijakan
Moneter ; menambah penawaran uang, mengurangi/ menurunkan suku bunga, dan
menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu.
Kemudian
langkah pemerintah selanjutnya yaitu dengan melakukan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter pemerintah yang pertama adalah menambah penawaran uang.
Penambahan penawaran uang ini akan menstimulus kenaikan pendapatan masyarakat
karena jumlah uang yang beredar semakin banyak. Setelah itu, kebijakan moneter
pemerintah yang kedua berupa mengurangi/ menurunkan suku bunga. Mengurangi/
menurunkan suku bunga dijadikan langkah pemerintah dikarenakan dengan penurunan
suku bunga pelaku ekonomi cenderung tidak ingin menabungkan atau menyimpan uang
yang mereka miliki. Sehingga dengan kecenderungan ini, pelaku ekonomi lebih
memilih untuk mendistribusikan uangnya yang akan melancarkan kegiatan perekonomian,
sehingga pengangguran akan teratasi.
Selanjutnya
langkah ketiga dalam kebijakan moneter pemerintah, yakni menyediakan kredit
khusus untuk disetor atau kegitan tertentu. Dengan menyediakan kredit khusus
untuk disetor atau kegitan tertentu, pelaku ekonomi yang sebelumnya memiliki
penurunan pendapatan akan lebih menghemat uang yang mereka miliki dalam
kegiatan ekonomi, akibat diadakannya pemberian kredit.
3) Kebijakan
Segi Penawaran
Kebijakan
pemerintah segi penawaran akan mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan
infrastruktur, meningkatkan efisiensi adminitrasi pemerintahan, memberi
subsidi, dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu.
2.
Analisis tentang inflasi dan
pengangguran di indonesia
a. Analisis
Inflasi di Indonesia
Inflasi
di indonesia dapat dilihat persentasenya berikut ini :
Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Komoditi,
|
|||||||||
April – Desember 2011 (2002=100), Januari – Maret
2012 (2007=100)
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tahun/Bulan
|
Bahan Makanan
|
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan
Tembakau
|
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan
Bakar
|
Sandang
|
Kesehatan
|
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
|
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
|
Indeks Umum
|
|
2012
|
|
0.77
|
1.46
|
1.02
|
1.29
|
0.81
|
0.30
|
0.40
|
0.88
|
|
Maret
|
-0.33
|
0.46
|
0.20
|
0.15
|
0.16
|
0.07
|
0.10
|
0.07
|
|
Februari
|
-0.73
|
0.34
|
0.27
|
1.22
|
0.15
|
0.08
|
0.06
|
0.05
|
|
Januari
|
1.85
|
0.65
|
0.54
|
-0.08
|
0.51
|
0.15
|
0.23
|
0.76
|
2011
|
|
3.64
|
4.51
|
3.47
|
7.57
|
4.26
|
5.16
|
1.92
|
3.79
|
|
Desember
|
1.62
|
0.50
|
0.28
|
0.20
|
0.17
|
0.07
|
0.14
|
0.57
|
|
November
|
0.59
|
0.20
|
0.22
|
1.36
|
0.17
|
0.04
|
0.13
|
0.34
|
|
Oktober
|
-0,35
|
0,26
|
0,20
|
-1,26
|
0,26
|
0,30
|
-0,41
|
-0,12
|
|
September
|
-0.09
|
0.48
|
0.26
|
0.97
|
0.22
|
0.54
|
0.18
|
0.27
|
|
Agustus
|
1.07
|
0.46
|
0.33
|
3.07
|
0.26
|
2.14
|
0.80
|
0.93
|
|
Juli
|
1.84
|
0.42
|
0.19
|
0.62
|
0.27
|
0.97
|
0.17
|
0.67
|
|
Juni
|
1.27
|
0.41
|
0.30
|
0.57
|
0.41
|
0.18
|
0.15
|
0.55
|
|
Mei
|
-0.28
|
0.22
|
0.25
|
0.64
|
0.50
|
0.03
|
0.14
|
0.12
|
|
April
|
-1.90
|
0.20
|
0.21
|
0.75
|
0.38
|
0.08
|
0.07
|
-0.31
|
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan dari data
tersebut dapat dilihat bahwa, pada tahun 2011, inflasi di indonesia berkisar
antara 1 – 7 persen. Pada bahan makanan terjadi inflasi sebesar 3,64 %, pada
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, terjadi inflasi sebesar 4,51 % dan
lebih besar dari pada inflasi pada bahan makanan. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa pengeluaran pembelian makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau lebih
besar dibandingkan dengan pembelian bahan makanan. Karena konsepnya semakin
besar tingkat inflasinya, ini berarti semakin besar pula pembelian ke atas
barang tersebut. Konsep seperti ini bisa
dikatakan hal yang lumrah, karena sesuai dengan dasarnya bahwa semakin banyak
tingkat permintaan, maka akan semakin menarik para pengusaha untuk menaikan
harga.
Kemudian kelompok
komoditi perumahan, air, gas, dan bahan bakar, mengalami inflasi sebesar 3,47%
per tahunnya. Jumlah yang sedikit lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi
komoditi bahan makanan. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisis bahwa
pembelian atas rumah, pembayaran air, listrik, dan pembelian bahan bakar,
cenderung lebih sedikit dibandingkan pembelian ke atas bahan makanan. Hal ini
juga dapat disimpulkan bahwa, jenis barang (primer, sekunder, dan tersier) juga
mempengaruhi tingkat inflasi. Ini dibuktikan dengan tingkat inflasi komoditi
rumah yang merupakan barang sekunder,serta air, listrik, yang merupakan barang
yang tidak setiap saat dibeli, lebih rendah tingkat inflasinya dibandingkan
inflasi bahan makanan yang merupakan barang primer, dimana pembeliannya
dilakukan setiap saat. Meski permintaan akan makanan jadi, rokok, dan tembakau,
melebihi permintaan bahan makanan.
Selanjutnya, tingkat inflasi
menurut komoditas ke empat adalah sandang. Sandang menurut data BPS (Badan
Pusat Statistik) sebesar 7,57 % dan merupakan persentasi terbesar dalam tingkat
inflasi yang dilaporkan. Ini berarti jika dianalisis tahun untuk 2011
permintaan akan barang sandang adalah permintaan yang paling banyak. Inflasi
yang tinggi tingkatnya, maka permintaan akan barang tersebut juga tinggi,
karena inflasi erat kaitannya dengan permintaan dalam perekonomian.
Setelah itu, inflasi
menurut komoditasnya adalah inflasi pada bidang kesehatan, dengan nilai
persentasi sebesar 4,26%. Inflasi dibidang kesehatan ini posisinya setelah
inflasi komoditi makanan jadi, rokok, dan temkabau. Ini sama halnya dengan
inflasi lain, dapat kita analisis bahwa dalam bidang kesehatan juga terjadi
inflasi. Bahkan inflasinya melebihi inflasi pada komoditi bahan makanan selaku
kebutuhan pokok pelaku ekonomi. Ini berarti pemintaan akan bidang kesehatan
berupa obat – obatan, pelayanan dokter, dan sebagainya, lebih diprioritaskan
oleh pelaku ekonomi. Apabila ini dianalisis, dapat disimpulkan bahwa di
Indonesia, tingkat kesehatan rakyatnya masih sangat minim. Hal ini ditunjukka
dengan tingkat inflasinya. Padahal kesehatan atau lebih tepatnya, tingkat
harapan hidup, adalah hal pengukur sebagaimana kesejahteraan atau kemajuan
perekonomian di negara tersebut, secara konvensional.
Sandang merupakan
komoditi yang memiliki tingkat inflasi tertinggi di indonesia pada tahun 2011,
kemudian setelah itu adalah inflasi pada komoditi pendidikan, rekreasi, dan
olahraga, sebesar 5,16%. Ini dapat kita analisis bahwa, pendidikan, rekreasi,
dan olahraga, sekarang menjadi hal yang diperhatikan oleh rakyat Indonesia.
Setidaknya, rakyat Indonesia berpikiran sedikit maju untuk memprioritaskan
pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Dikatakan pemikirannya maju dikarenakan
pendidikan merupakan patokan kemajuan ekonomi secara konvensional. Sedangkan
rekreasi, dengan permintaannya bertambah dapat disimpulkan bahwa pendapatan
pelaku ekonomi di indonesia juga meningkat. Karena rekreasi adalah kebutuhan
yang tersier. Logikanya, apabila kebutuhan tersier saja terpenuhi, berarti
kebutuhan primernya itu sudah harus terpenuhi. Sedangkan olahraga, dengan
permintaan olahraga yang meningkat, berarti rakyat Indonesia peduli akan
kesehatan.
Selanjutnya tingkat
inflasi pada tranfor komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi yang normal
dikarenakan tingkat kenaikan harganya hanya 1,92% dalam setahun. Ini berarti
tidak banyak permintaan ke atas komoditas tersebut. Dan hal ini juga dapat
ditarik kesimpulan bahwa, pengaruh pemerintah juga berlaku, terutama dalam jasa
keuangan, yakni kebijakan moneter.
Selanjunya untuk
komoditi yang tidak tercantum dalam sebelumnya, BPS juga memberikan informasi
bahwa barang dan jasa yang tidak tercantum tersebut, mengalami inflasi sebesar
3,79% yang disebut dengan inflasi pada indeks umum.
Berdasarkan dari data –
data tersebut, apabila digabungkan menjadi satu – kesatuan, tingkat inflasi di
indonesia hanya mencapai 4,29% secara rata – rata di tahun 2011. Dengan persentase
tingkat inflasi yang demikian, dapat kita ketahui bahwa kenaikan harga di
Indonesia pada tahun 2011, dikatakan masih stabil karena tingkat rata – rata
inflasinya dibawah 5% per tahun. Kemudian dapat kita simpulkan lagi bahwa,
kenaikan harga atau inflasi dipengaruhi oleh prioritas masyarakat untuk
mengkonsumsi barang dan jasa tersebut. Artinya, inflasi juga dipengaruhi oleh
besarnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
suatu perekonomian.
Kemudian untuk tahun
2012, berdasarkan hasil data BPS (Badan Pusat Statistik – Indonesia), dari
januari hingga maret terkesan masih sedikit jumlah barang yang naik. Tetapi
sejauh ini, kebutuhan akan makanan jadi, rokok, dan tembakau, yang menempati
posisi tingkat kenaikan harga yang tinggi, sebesar 1,46% selama 3 bulan
terakhir. Kemudian, saya beranggapan bahwa kenaikan harga di tahun 2012 ini,
saya analisis berdasarkan isu dan realita bru – bru ini, yakni tingkat inflasi
Indonesia akan semakin meningkat karena baru – baru ini pemerintah mengabarkan
untuk mengambil kebijakan mengurangi subsidi BBM, mesipun tidak jadi naik,
harga – harga di pasar cenderung naik sebagian. Jadi dapat disimpulkan juga
bahwa, ekspektasi masyarakat selaku pelaku ekonomi juga berperan dalam inflasi.
b. Analisis
Pengangguran di Indonesia
Berdasarkan hasil data
BPS (Badan Pusat Statistik) yang terakhir pada bulan Agustus 2011, terdapat
sebanyak 7.700.086 jiwa penduduk Indonesia yang menganggur dari jumlah angkatan
kerja sebanyak 117.370.485 jiwa, dan persentase angka
partisipasi kerja sebesar 68.34%, serta persentase pengangguran sebesar 6,56%.
Sedangkan pada data sebelumnya, yakni pada Februari 2011, terdapat sebanyak
8.117.631 jiwa penduduk Indonesia yang menganggur, dari jumlah angkatan kerja
sebanyak 119.399.375 jiwa, dan persentase
pengangguran sebesar 6,8%, serta persentase partisipasi kerja sebesar 69,96%.
Artinya berkenaan
masalah pengangguran, di Indonesia masalah pengangguran mengalami depresiasi. Meskipun
jumlah angka partisipasi kerja menurun, dari semulanya 69,96% menurun menjadi
68,34% pada bulan Agustus. Tetapi angka persentasi pengangguran menurun, dari
semulanya 6,8% menurun menjadi 6,56%. Apabila hal ini dianalisis, pengangguran
dianggap membaik atau bisa dikatakan penganggur di Indonesia berkurang, meski angka
partisipasi kerja menurun. Tetapi hal ini, tidak dijadikan patokan dalam
menganalisis. Karena hal ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk.
Dengan penurunan jumlah
penduduk yang menganggur, ini berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami
kemajuan. Konsepnya kan pengangguran disebabkan karena kekurangan pengeluaran
agregat. kekurangan pengeluaran agregat ini disebabkan karena kekurangan
pendapatan atau pendapatan pelaku
ekonomi di Indonesia menurun. Tetapi nyatanya berbalik, pengangguran di
Indonesia menurun, yang berarti bahwa pengeluaran agregat di Indonesia
mengalami kenaikan, dan seiring dengan pendapatan rata – rata pelaku ekonomi
Indonesia yang meningkat.
Kemudian, terakhir
bagian dari analisis ini, apabila dikaitkan pengangguran dan inflasi di indonesia
sama – sama mengalami perkembangan yang baik. Perkembangan dalam artian bahwa
inflasi mengalami penurunan, dari tahun 2010 rata – rata inflasi di Indonesia
sebesar 6,04% sedangkan inflasi di Indonesia pada tahun 2011 hanya sebesar
4,29%, dan ini adalah prestasi yang baik bagi Indonesia. selanjutnya sama
halnya dengan pengangguran, pengangguran di Indonesia mengalami penurunan
jumlah, yang sebelumnya pada Februari 2011 sebesar 6,8%, dan pada Agustus 2011
menjadi 6,56%. Kedua hal ini adalah hal yang baik bagi perekonomian Indonesia.
Dengan kondisi yang demikian, dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia
mengalami pertumbuhan, meskipun tidak pesat pertumbuhannya. Dan semoga
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya dengan mengembangkan
terus potensi yang ada.
2 komentar:
artikelnya sangat bagus & bermanfaat
salam kenal & sukses selalu
penerjemah bahasa jerman
penerjemah bahasa belanda
This is good content it well be useful to the all the user i fully read all the information it well be helpful to me thanks to the author for the given the wonderful articles...
Post a Comment