Created
By Gusti Pares
Pembimbing
Rizarullah Santoso
Amal jama’i
diartikan sebagai suatu perbutan kebaikan di jalan Allah SWT dimana perbutan
kebaikan tersebut dilakukan secara berjamaah alias secara bersamaan, bersamaan
yakni dilakukan dengan bersama-sama, sesama umat Islam.
Adapun amal jama’i
ini dicirikan dengan sebagai berikut :
1.
Dilakukan bersama-sama
2.
Berdasarkan keputusan jama’i
3.
Mempunyai sistem organisasi yang
tersusun rapi
4.
Tindakan dan kegiatan sesuai dengan
strategi tertentu
5.
Seluruh kegiatan untuk tujuan bersama
Lalu, adapun amal
jamai ini memiliki keutamaan tersendiri, yakni :
1.
Beruntung jika menjalankan amal
jamai. Berdasarkan firman Allah, “Dan
hedaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,[1]
dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imran 3:104). Jelas berdasarkan
firman Allah tersebut, bahwa Allah sendiri yang mengatakan kepada umat-Nya
dengan tegas bahwa amal jama’i adalah amal yang dapat memberikan keberuntungan,
segolongan yang menyatakan (berjamai),
yang menyeru kepada kebajikan .... mereka itulah orang yang beruntung.
2.
Islam tidak dipikul sendiri. Keutamaan
lain dari amal jamai yakni islam tidak dipikul sendiri, hal ini memiliki makna
yang luas tetapi sebagai pemahaman, dapat kita analogikan dengan perkataan
pepatah yaitu “ Suatu perkara apabila
diselesaikan dengan sendiri maka jauh lebih baik dan indah apabila dilakukan
dengan bersama-sama”, benar bahwa dengan bersama-sama maka semua yang sulit
akan menjadi lebih mudah, dengan bersama-sama maka pekerjaan yang berat akan
terjadi lebih ringan, dan bahkan suatu pekerjaan itu dapat dijadikan aktifitas
yang menyenangkan dengan dilakukan secara bersama-sama. Nah begitu juga islam,
dengan dilakukan bersama-sama maka untuk menjalankan syariat Allah itu akan
terasa lebih indah, mudah, dan menyenangkan. Sama seperti halnya contoh lain
yang dicontohkan oleh Akhina Rizarullah Santoso, yakni “seperti puasa, puasa apabila dilakuakan bersama-sama seperti di bulan
Ramadhan maka puasa yang dijalankan akan terasa lebih mudah dan nikmat, lain
halnya dengan puasa yang dilakukan bukan di bulan Ramadhan. Tentu, puasa yang
dilakukan di luar bulan suci Ramadhan akan terasa lebih berat karena tidak
dilakukan secara bersama-sama yang akan menimbulkan godaan disana-sini.”
Lantas
sudah yakin bukan dengan keutamaan amal jamai, tetapi tentu bukan hanya sekedar
itu saja keutamaan dari amal jamai. Ada keutamaan lagi berupa :
3.
Dakwah yang paling efektif. Dikatakan suatu amal jamai sebagai sarana
dakwah yang paling efektif karena dengan dilakukan secara bersamaan maka akan
lebih menyentuh dan menjadikan dakwah yang dilakukan lebih mudah untuk
diterapkan. Misalnya di dalam suatu majelis, berisikan murrobbi dan binaan,
apabila dilakukan dengan amal yang bersama-sama seperti membiasakan membaca
al-Quran satu juz per hari, tentu hal ini dapat memotivasi binaan maupun
murrobbi untuk melakukannya karena hal ini dilakukan bukan secara personal
melaikan dilakukan dengan bersamaan, sehingga dapat mengintegralkan kesan acuh
dan sikap menganggap tidak penting suatu pekerjaan. Hal ini yang dikatakan
bahwa amal jamai dikatakan sebagai sarana dakwah yang efektif.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa melalui amal yang dilakukan secara bersama-sama
akan menjadikan motivasi tersendiri kepada media dakwah kita untuk menjalankan
suatu pekerjaan yang baik tentunya ataupun mempelajari lebih mendalam tentang
hal yang didakwahkan, hal yang seperti ni yang disebut dengan efektif, langsung
dapat mengubah atau istilahnya memiliki hasil yang nyata.
4.
Untuk memperkuat islam. Jelas bahwa
dengan suatu pekerjaan yang dilakukan bersama-sama secara serentak, akan
menjadikan kekuatan tersendiri terhadap manfaat dari setiap pekerjaan tersebut.
Seperti halnya yang dijelaskan oleh Allah dalam firmannya, “.... Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan .... “ (QS Al-Maidah 5:2).
Berdasarkan firman Allah tersebut bahwa seorang muslim yang tolong-menolong
dalam hal kebajikan, amal jamai, akan menjadikan serang muslim kuat, memperkuat
islam, karena akan terciptanya ukhuwah disaat seorang muslim saling
tolong-menolong dengan orang lainnya dalam hal kabajikan tetapi “janganlah kamu
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,
sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya”.
5.
Sarana mencapai keridhoan Allah. Keridhoan
Allah datang apabila seorang muslim berlomba-lomba dalam hal kebaikan, tentu
dengan amal jamai jelas bahwa amal jamai adalah sarana berlomba dalam hal
kebaikan dan tentu akan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT, aamiin Allah
humma Aamin.
6.
Pelipat ganda pahala. Dikatakan pelipat
ganda pahala karena dengan amal jamai bukan hanya melakukan perbuatan untuk
amal pribadi melainkan bisa menjadikan perbuatan yang dapat menimbulkan dampak
positif untuk orang lain, dan dengan timbulnya dampak positif tersebut akan
menjadikan pahala tersendiri karena membaguskan orang lain atau menjadikan
orang lain mendapatkan manfaat baik, hal ini yang dikatakan sebagai pelipat
ganda pahala. Meski bukan hanya sebatas itu saja, melainkan masih banyak
gambaran peluang pahala yang dapat dicetak dengan melakukan amal jamai, aamiin.
7.
Iman lebih terpelihara. Bukan suatu
hal yang asing bahwa apabila seorang muslim selalu melakukan amal jamai yang
berarti mendekatkan diri kepada Allah, berdasarkan penjelasan yang telah diberikan
sebelumnya, tentu nyata bahwa iman akan lebih terpelihara karena Rasulullah SAW
pernah bersabda bahwa iman ibarat setitik yang dapat berkembang bahkan hilang,
berkembangnya iman dikarenakan seorang muslim yang selalu mendekatkan diri
kepada Allah, amal jamai, dan juga bisa hilang dengan seorang mulim mendekatkan
diri kepada kemaksiatan. Jelas sekali bukan bahwa iman akan selalu terpelihara
apabila melakukan amal jamai.
8.
Kejahatan yang terorganisir dapat
melawan kebaikan yang tidak terorganisisir. Artinya apabila kebaikan yang kita
lakukan tidak terorganisasikan, maksudnya berjamai, maka akan dapat dikalahkan
dengan kejahatan yang terorganisir. Secara singkatnya bahwa dengan diri kita
secara personal tidak akan mampu memerangi suatu kejahatan yang terorganisir
bahkan untuk melawan kejahatan yang belum terorganisir saja belum tentu dapat
teratasi. Maka dari itu adabaiknya jika seorang mulim melakukan amal yang
berjamai untuk melawan daripada itu semua.
“Barang siapa yang memisahkan
diri dari jamai sejengkal saja maka dia mati dianggap mati jahiliyah” (HR
Murafaqun alaih)
“Sesungguhnya orang mukmin itu
bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudara mu (yang berselisih)
dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”
(QS Al-Hujurat 49:10)
“Whai orang-orang yang beriman!
Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi (mereka
yang diperolok-olokka) lebih baik dari merka (yang mengolok-olok), dan jangan
pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perepmuan lain, (karena) boleh jadi
perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan yang
mengolok-olok. Jangan kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tidak
bertobat maka mereka itulah orang-orang zalim”
(QS Al-Hujurat 49:11)
Jelas sekali perintah dari Allah
dan Hadist yang disampaikan oleh Rasulullah, lantas mengapa kita tidak
merealisasikan amal jamai’, sungguh amal jamai’ adalah amal yang efektif dan
sangat mulia. Mari kita bersama-sama melaksanakan kebaikan dan mencegah
kemungkaran”
[1] Makruf
ialah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mungkar
ialah segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah.
0 komentar:
Post a Comment