This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, June 25, 2012

AMAL JAMA'I




                                                                      Created By Gusti Pares
                                                        Pembimbing Rizarullah Santoso

Amal jama’i diartikan sebagai suatu perbutan kebaikan di jalan Allah SWT dimana perbutan kebaikan tersebut dilakukan secara berjamaah alias secara bersamaan, bersamaan yakni dilakukan dengan bersama-sama, sesama umat Islam.
Adapun amal jama’i ini dicirikan dengan sebagai berikut :
1.      Dilakukan bersama-sama
2.      Berdasarkan keputusan jama’i
3.      Mempunyai sistem organisasi yang tersusun rapi
4.      Tindakan dan kegiatan sesuai dengan strategi tertentu
5.      Seluruh kegiatan untuk tujuan bersama
Lalu, adapun amal jamai ini memiliki keutamaan tersendiri, yakni :
1.      Beruntung jika menjalankan amal jamai. Berdasarkan firman Allah, “Dan hedaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,[1] dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imran 3:104). Jelas berdasarkan firman Allah tersebut, bahwa Allah sendiri yang mengatakan kepada umat-Nya dengan tegas bahwa amal jama’i adalah amal yang dapat memberikan keberuntungan, segolongan yang menyatakan (berjamai), yang menyeru kepada kebajikan .... mereka itulah orang yang beruntung.
2.      Islam tidak dipikul sendiri. Keutamaan lain dari amal jamai yakni islam tidak dipikul sendiri, hal ini memiliki makna yang luas tetapi sebagai pemahaman, dapat kita analogikan dengan perkataan pepatah yaitu “ Suatu perkara apabila diselesaikan dengan sendiri maka jauh lebih baik dan indah apabila dilakukan dengan bersama-sama”, benar bahwa dengan bersama-sama maka semua yang sulit akan menjadi lebih mudah, dengan bersama-sama maka pekerjaan yang berat akan terjadi lebih ringan, dan bahkan suatu pekerjaan itu dapat dijadikan aktifitas yang menyenangkan dengan dilakukan secara bersama-sama. Nah begitu juga islam, dengan dilakukan bersama-sama maka untuk menjalankan syariat Allah itu akan terasa lebih indah, mudah, dan menyenangkan. Sama seperti halnya contoh lain yang dicontohkan oleh Akhina Rizarullah Santoso, yakni “seperti puasa, puasa apabila dilakuakan bersama-sama seperti di bulan Ramadhan maka puasa yang dijalankan akan terasa lebih mudah dan nikmat, lain halnya dengan puasa yang dilakukan bukan di bulan Ramadhan. Tentu, puasa yang dilakukan di luar bulan suci Ramadhan akan terasa lebih berat karena tidak dilakukan secara bersama-sama yang akan menimbulkan godaan disana-sini.”

Lantas sudah yakin bukan dengan keutamaan amal jamai, tetapi tentu bukan hanya sekedar itu saja keutamaan dari amal jamai. Ada keutamaan lagi berupa :
3.      Dakwah yang paling efektif.  Dikatakan suatu amal jamai sebagai sarana dakwah yang paling efektif karena dengan dilakukan secara bersamaan maka akan lebih menyentuh dan menjadikan dakwah yang dilakukan lebih mudah untuk diterapkan. Misalnya di dalam suatu majelis, berisikan murrobbi dan binaan, apabila dilakukan dengan amal yang bersama-sama seperti membiasakan membaca al-Quran satu juz per hari, tentu hal ini dapat memotivasi binaan maupun murrobbi untuk melakukannya karena hal ini dilakukan bukan secara personal melaikan dilakukan dengan bersamaan, sehingga dapat mengintegralkan kesan acuh dan sikap menganggap tidak penting suatu pekerjaan. Hal ini yang dikatakan bahwa amal jamai dikatakan sebagai sarana dakwah yang efektif.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa melalui amal yang dilakukan secara bersama-sama akan menjadikan motivasi tersendiri kepada media dakwah kita untuk menjalankan suatu pekerjaan yang baik tentunya ataupun mempelajari lebih mendalam tentang hal yang didakwahkan, hal yang seperti ni yang disebut dengan efektif, langsung dapat mengubah atau istilahnya memiliki hasil yang nyata.

4.      Untuk memperkuat islam. Jelas bahwa dengan suatu pekerjaan yang dilakukan bersama-sama secara serentak, akan menjadikan kekuatan tersendiri terhadap manfaat dari setiap pekerjaan tersebut. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Allah dalam firmannya, “.... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan .... “ (QS Al-Maidah 5:2). Berdasarkan firman Allah tersebut bahwa seorang muslim yang tolong-menolong dalam hal kebajikan, amal jamai, akan menjadikan serang muslim kuat, memperkuat islam, karena akan terciptanya ukhuwah disaat seorang muslim saling tolong-menolong dengan orang lainnya dalam hal kabajikan tetapi “janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya”.

5.      Sarana mencapai keridhoan Allah. Keridhoan Allah datang apabila seorang muslim berlomba-lomba dalam hal kebaikan, tentu dengan amal jamai jelas bahwa amal jamai adalah sarana berlomba dalam hal kebaikan dan tentu akan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT, aamiin Allah humma Aamin.

6.      Pelipat ganda pahala. Dikatakan pelipat ganda pahala karena dengan amal jamai bukan hanya melakukan perbuatan untuk amal pribadi melainkan bisa menjadikan perbuatan yang dapat menimbulkan dampak positif untuk orang lain, dan dengan timbulnya dampak positif tersebut akan menjadikan pahala tersendiri karena membaguskan orang lain atau menjadikan orang lain mendapatkan manfaat baik, hal ini yang dikatakan sebagai pelipat ganda pahala. Meski bukan hanya sebatas itu saja, melainkan masih banyak gambaran peluang pahala yang dapat dicetak dengan melakukan amal jamai, aamiin.

7.      Iman lebih terpelihara. Bukan suatu hal yang asing bahwa apabila seorang muslim selalu melakukan amal jamai yang berarti mendekatkan diri kepada Allah, berdasarkan penjelasan yang telah diberikan sebelumnya, tentu nyata bahwa iman akan lebih terpelihara karena Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa iman ibarat setitik yang dapat berkembang bahkan hilang, berkembangnya iman dikarenakan seorang muslim yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, amal jamai, dan juga bisa hilang dengan seorang mulim mendekatkan diri kepada kemaksiatan. Jelas sekali bukan bahwa iman akan selalu terpelihara apabila melakukan amal jamai.

8.      Kejahatan yang terorganisir dapat melawan kebaikan yang tidak terorganisisir. Artinya apabila kebaikan yang kita lakukan tidak terorganisasikan, maksudnya berjamai, maka akan dapat dikalahkan dengan kejahatan yang terorganisir. Secara singkatnya bahwa dengan diri kita secara personal tidak akan mampu memerangi suatu kejahatan yang terorganisir bahkan untuk melawan kejahatan yang belum terorganisir saja belum tentu dapat teratasi. Maka dari itu adabaiknya jika seorang mulim melakukan amal yang berjamai untuk melawan daripada itu semua.


“Barang siapa yang memisahkan diri dari jamai sejengkal saja maka dia mati dianggap mati jahiliyah” (HR Murafaqun alaih)

“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudara mu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”
(QS Al-Hujurat 49:10)

“Whai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi (mereka yang diperolok-olokka) lebih baik dari merka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perepmuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Jangan kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tidak bertobat maka mereka itulah orang-orang zalim”
(QS Al-Hujurat 49:11)

Jelas sekali perintah dari Allah dan Hadist yang disampaikan oleh Rasulullah, lantas mengapa kita tidak merealisasikan amal jamai’, sungguh amal jamai’ adalah amal yang efektif dan sangat mulia. Mari kita bersama-sama melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran”


[1] Makruf ialah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mungkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah.

Sunday, June 24, 2012

UNEMPLOYMENT


Gusti Pares
(01111003037)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sriwijaya
Dosen : Dr. Tams, M.A., Ph.D

PEMBAHASAN


  1. PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT)
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya, (Sadono Sukirno 3:13). Pengangguran terbagi menjadi dua jenis, pertama pengangguran murni, yang dimaksudkan pengangguran murni yakni mereka yang belum memperoleh pekerjaan padahal telah berusaha dalam memperolehnya. Kedua, pengangguran sukarela, yang termasuk kedalam golongan ini yaitu mereka yang tidak bekerja dalam angkatan kerja, tetapi tidak berusaha dalam memproleh pekerjaan. Sebagai contoh seorang ibu rumah tangga yang berfokus untuk menghandle urusan rumah tangga saja sehingga tidak berusaha untuk mencari pekerjaan.
Mereka yang tergolong dalam pengangguran sukarela tidak dihitung sebagai jumlah pengangguran. Hal demikian dikarenakan meraka yang mengganggur sukarela tidak secara aktif mencari pekerjaan. Di indonesia pengangguran masih tergolong ke dalam jumlah yang besar, terdapat sebanyak 7.700.086 total pengangguran dari jumlah penduduk indonesia yaitu 237.641.326 (data BPS tahun 2010).
Berdasarkan data di atas apabila dirasiokan sebesar 3,2% dari jumlah penduduk indonesia. Meski jumlah rasio yang tidak cukup besar dibandingkan tingkat pengangguran di yunani sebesar 25% dari jumlah penduduk (Drs. Tatang A.M.Sariman, M.A.,Ph.D) tetapi ini harus diperhatikan pemerintah, alasan utamanya yaitu untuk mensejahterahkan masyarakat dan untuk menggunakan tingkat tenaga kerja penuh supaya meningkatkan pendapatan nasional.

1.      Sebab Terjadinya penggaguran
Faktor utama penyebab terjadinya penggaguran adalah kekurangan permintaan agregat. Mereka yang memanfaatkan faktor – faktor produksi tujuan utamanya yakni untuk mencari keuntungan (profit). Keuntungan diperoleh hanya dengan cara penjualan produk yang mereka produksikan.
Semakin besar permintaan, maka akan semakin banyak produk diproduksikan. Kenaikan produksi dapat menyebabkan penggunaan tenaga kerja meningkat. Relasinya yakni dengan pendapatan nasional, apabila pendapatan nasional meningkat maka akan menyebabkan peningkatan juga terhadap kebutuhan tenaga kerja dalam perekonomian.
Tetapi masalah pengangguran timbul saat terjadinya kekurangan permintaan agregat. Kekurangan permintaan agregat dapat menyebabkan penerimaan mereka1 menjadi menurun karena konsepsinya apabila demand (permintaan) menurun, maka price (harga) juga akan menurun. Sehingga menyebabkan total penerimaan mereka menjadi menurun juga.
TR = P. Q        ;           P =        Menurun           ;  TR = Menurun
Total penerimaan yang menurun menyebabkan pendapatan mereka menjadi menurun juga, disamping itu beban tetap maupun beban variabel meraka harus dipenuhi. Langkah mereka untuk menanggulangi ini semua yaitu dengan diberlakukan pemberhentian tenaga kerja. Kekurangan permintaan agregat inilah yang menjadi faktor penting dalam terjadinya pengangguran. Disamping itu semua ada faktor – faktor lain, seperti ; a. Menganggur karena kemauan sendiri, b. Faktor kemajuan teknologi, c. Ketidaksesuaian kebutuhan skill dengan yang dibutuhkan oleh pasar bisnis, maupun faktor lainnya.

1Mereka adalah mereka yang memanfaatkan faktor – faktor produksi

  1. MASALAH PENGANGGURAN
Adapun masalah yang timbul akibat pengangguran adalah sebagai berikut :
1.      Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi jelas timbul dalam proses pengangguran, karena dengan terjadinya pengangguran akan menyebabkan pendapatan individu menjadi berkurang bahkan hilang. Hilangnya pendapatan menimbulkan kebutuhan menjadi tidak terpenuhi dan kesejahteraan akan memudar.
2.      Masalah Sosial
Masalah sosial timbul beriringan dengan masalah ekonomi. Disaat kebutuhan menjadi tidak terpenuhi akan menimbulkan dampak psikologis terhadap mereka yang menganggur untuk memenihi kebutuhan mereka dengan berbagai cara. Maka timbul lah suatu tindak pidana, berdasarkan hasil data markas besar kepolisian republik indonesia tindak pidana terjadi berkisar 90% akibat masalah ekonomi. Berdasarkan hasil data tersebut telah terjadi sebanyak 344.942 penduduk indonesia yang melakukan tindak pidana.
3.      Masalah Politik
Masalah pengangguran tidak hanya menjadi stimulus dalam terbentuknya masalah sosial. Masalah politik juga menjadi kacau akibat adanya pengangguran. Misalnya dengan ketiadaan lapangan pekerjaan menyebabkan pemerintah untuk melakukan hubungan dengan negara lain untuk mendapatkan pekerjaan tetapi hubungan itu dapat memacu tindak kekerasan yang berujung pecahnya hubungan diplomatis.
4.      Masalah Ekonomi Jangka Panjang
Dengan adanya masalah pengangguran terus – menerus akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi depresi, dan pada akhirnya kesejahteraan menurun. Tentu saja tidak hanya sebatas permasalahan itu saja, tetapi akan ada masalah lainnya akan timbul.
  1. SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN
Masalah pengangguran dapat diatasi melalui berbagai kebijakan – kebijakan. Kebijakan yang seperti ini merupakan kebijakan yang berkontinuitas artinya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun kebijakannya adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan Pelatihan Kewirausahaan Sekaligus Pemberian Modal
Memberikan pelatihan kewirausahaan dapat menjadikan individu untuk lebih mandiri. Individu yang berpikir untuk mempekerjakan bukan untuk bekerja. Apabila kegiatan seperti ini terus dilakukan maka akan menyebabkan terjadinya penurunan pengangguran bahkan dapat mendorong penggunaan pekerjaan penuh.  Berkenaan dengan modal, pemerintah adabaiknya memberikan pinjaman yang berkonsep syariah tidak menetapkan suku bunga melainkan sistem bagi hasil.
2.      Penurunan Jumlah Uang yang Beredar
Menurut Dr. Saadah Yuliana, M. Si., “ Penurunan jumlah uang yang beredar dapat dijadikan suatu solusi dalam mengatasi pengangguran jika ada kenaikan tingkat suku bunga bank.” Disaat tingkat suku bunga naik, para investor lebih tertarik untuk menabung di bank. Hal demikian menyebabkan investasi ke perusahaan semakin menurun. Apabila investasi menurun, maka terjadi pengangguran. Maka dari itu kebijakan penurunan jumlah uang yang beredar dapat menghambat terjadinya pengangguran, yang dilakukan oleh bank sentral.
3.      Peramalan Masa Depan dan Peningkatan Strategi Pemasaran
Perusahaan juga dapat mencegah dan menanggulangi masalah pengangguran. Pertama, cara pencegahan yakni perusahaan melakukan peramalan masa depan dengan menilai keadaan masyarakat, baik komposisi penduduk, jumlah penduduk, dan sebagainya. Dengan pemikiran masa depan, perusahaan dapat mengontrol produksi disaat nantinya demand menurun. kedua, perusahaan dapat melaukan peningkatan strategi pemasaran. Walaupun demand menurun, dengan pemasaran yang baik, maka akan dapat menutupi masalah tersebut.

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia



UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO; PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
DOSEN : MARDALENA, S.E., M. Si.
NAMA : GUSTI PARES
NIM : 01111003037


Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa, dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan berbagai jenis data industri adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuha ekonomi yang dicapai. Oleh karena itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang digunakan dengan mengukur jumlah pertumbuhan pendapatan nasional rill yang dicapai[1].

Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi biasanya sering dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, padahal secara mahrifatnya kedua hal ini berbeda pengertiannya. Pembangunan ekonomi adalah perubahan corak perekonomian yang biasanya terdapat dalam negara berkembang, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah bertambahnya secara kuantitas barang atau produk perekonomian yang ada dalam suatu negara dan biasanya diukur melalui bertambahnya pendapatan nasional rill[2]. Kemudian yang membedakan secara signifikan bahwa pembangunan ekonomi tidak selalu diikuti dengan pertambahan pendapatan nasional rill.

Pendapatan per Kapita sebagai Pengukur Kemakmuran
Banyak informasi yang digunakan secara lengkap untuk menunjukkan taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh suatu masyarakat suatu negara. Persentasi penduduk yang meiliki kendaraan pribadi, tingkat pendapatan mereka, dan kepemilikan atas harta-harta lain yang menunjukkan taraf kemakmuran yang dicapai. Disamping itu kemakmuran juga ditentukan dengan fasilitas infrastruktur suatu negara tersebut, taraf kesehatan, dan keadaan perumahan miskin serta tersediannya lapangan pekerjaan juga merupakan faktor lainnya.
Namun, apabila semua faktor tersebut dianalisis, maka akan menimbulkan masalah dalam pengumpulan data. Maka dari pada itu, dalam menunjukkan dan membandingkan tingkat kemakmuran suatu masyarakat digunakan data pendapatan per kapita dalam mata uang domestik maupun mata uang dollar AS (apabila untuk perbandingan).
Pada umumnya pendapatan nasional dijadikan tolok ukur dalam menentukan tingkat kemakmuran suatu negara, tetapi dewasa ini dianalisis bahwa jumlah penduduk berperan dalam menentukan besar atau kecilnya pendapatan nasional. Semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin besar jumlah pendapatan nasional. Jadi secara logika apabila dibandingkan, pendapatan nasional negara India tentu lebih besar dibandingkan pendapatan nasional negara Singapura karena jumlah penduduk di negara tersebut lebih besar dibandingkan di Singapura. Namun, secara kualitas tentu berbeda karena meski kuantitas pendapatan Singapura lebih kecil dibandingkan pendapatan India, tetapi penduduk miskin di India lebih banyak dibandingkan di Singapura. Jadi pendapatan nasional belum bisa menjadi tolok ukur tingkat kemakmuran suatu negara.
Oleh sebab itu, untuk mengimbagi takaran dalam pengukuran kemakmuran digunakan takaran melalui perhitungan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada waktu tertentu.

Cara Menghitung Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita diperoleh dari jumlah pendapatan domestik bruto atau pendapatan nasional bruto dibagi jumlah penduduk.

Pendapatan Domestik Bruto
Pendapatan per Kapita =
Pendapatan Nasional Bruto

Jumlah Penduduk

Dalam perhitungan pendapatan per kapita ada dua macam cara perhitungan yakni berdasarkan harga yang berlaku dan berdasarkan harga tetap. Perhitungan pendapatan nasional menurut harga berlaku penting untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari belanja penduduk dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting untuk menunjukkan perbandingan tingkat kemakmuran di suatu negara dengan negara-negara lain.
Sedangkan perhitungan pendapatan nasional dengan harga tetap, menunjukkan perkembangan ekonomi suatu negara melalui daya beli masyarakat. Melalui perhitungan dengan harga tetap menunjukkan perbandingan tingkat mampu beli masyarakat dari tahun ke tahun.



Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2004-2011.
Lapangan Usaha
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010*
2011**
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
329,124.6
364,169.3
433,223.4
541,931.5
716,656.2
857,196.8
985,448.8
1,093,466.0
a. Tanaman Bahan Makanan
165,558.2
181,331.6
214,346.3
265,090.9
349,795.0
419,194.8
482,377.1
530,603.7
b. Tanaman Perkebunan
49,630.9
56,433.7
63,401.4
81,664.0
105,960.5
111,378.5
136,026.8
153,884.7
c. Peternakan
40,634.7
44,202.9
51,074.7
61,325.2
83,276.1
104,883.9
119,371.7
129,578.3
d. Kehutanan
20,290.0
22,561.8
30,065.7
36,154.1
40,375.1
45,119.6
48,289.8
51,638.1
e. Perikanan
53,010.8
59,639.3
74,335.3
97,697.3
137,249.5
176,620.0
199,383.4
227,761.2









2. Pertambangan & Penggalian
205,252.0
309,014.1
366,520.8
440,609.6
541,334.3
592,060.9
718,136.8
886,243.3
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
118,484.9
177,605.9
200,081.6
234,162.4
283,283.3
254,947.9
288,894.0
383,275.3
b. Pertambangan Bukan Migas
65,122.4
104,599.1
130,716.0
160,267.1
195,286.3
254,242.7
332,970.0
393,758.0
c. Penggalian
21,644.7
26,809.1
35,723.2
46,180.1
62,764.7
82,870.3
96,272.8
109,210.0









3. Industri Pengolahan
644,342.6
760,361.3
919,539.3
1,068,653.9
1,376,441.7
1,477,541.5
1,595,779.4
1,803,486.3
a. Industri Migas
94,263.4
138,440.9
172,094.9
182,324.3
237,771.6
209,841.1
211,139.0
249,437.4
1). Pengilangan Miyak Bumi
59,062.0
89,629.6
117,952.2
122,118.3
145,942.6
129,455.7
122,403.0
129,934.3
2). Gas Alam Cair (LNG)
35,201.4
48,811.3
54,142.7
60,206.0
91,829.0
80,385.4
88,736.0
119,503.1
b. Industri Bukan Migas
550,079.2
621,920.4
747,444.4
886,329.6
1,138,670.1
1,267,700.4
1,384,640.4
1,554,048.9
1). Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
163,553.7
177,753.1
212,738.0
264,100.5
346,185.6
420,363.3
465,367.9
547,005.3
2). Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
71,474.1
77,087.2
90,116.5
93,598.4
104,829.7
116,547.0
124,204.2
143,385.2
3). Industri Kayu dan Produk Lainnya
31,225.9
35,247.5
44,602.6
54,880.9
73,196.2
80,197.9
80,541.6
84,481.4
4). Industri Produk Kertas dan Percetakan
31,036.3
33,898.8
39,637.0
45,403.1
51,912.3
61,154.6
65,822.2
69,407.6
5). Industri Produk Ppuk, Kimia dan Karet
64,012.6
76,213.6
94,078.8
110,769.6
154,117.2
162,879.2
176,212.4
189,700.0
6). Industri Produk Semen dan Penggalian Bukan Logam
21,588.3
24,589.1
29,013.3
32,814.3
40,178.7
43,530.7
45,514.5
50,790.5
7). Industri Logam Dasar Besi dan Baja
16,154.6
18,382.7
20,687.0
22,907.7
29,213.1
26,806.6
26,853.9
31,101.1
8). Industri Peralatan, Mesin dan PerlengkapanTransportasi
145,971.3
172,957.1
209,460.1
254,278.4
329,911.7
346,403.0
389,600.1
426,899.4
9). Produk Industri Pengolahan Lainnya
5,062.4
5,791.3
7,111.1
7,576.7
9,125.6
9,818.1
10,523.6
11,278.4









4. Listrik, Gas & Air Bersih
23,730.3
26,693.8
30,354.8
34,723.8
40,888.6
46,680.0
49,119.0
55,700.6
a. Listrik
17,503.2
19,175.1
21,203.5
23,051.5
25,858.6
28,416.7
30,450.3
35,397.7
b. Gas
3,092.3
3,897.7
5,036.1
6,912.0
9,817.0
13,027.5
13,353.7
14,650.3
c. Air Bersih
3,134.8
3,621.0
4,115.2
4,760.3
5,213.0
5,235.8
5,315.0
5,652.6









5. Konstruksi
151,247.6
195,110.6
251,132.3
304,996.8
419,711.9
555,192.5
660,890.5
756,537.3









6. Perdagangan, Hotel & Restoran
368,555.9
431,620.2
501,542.4
592,304.1
691,487.5
744,513.5
882,487.2
1,022,106.7
a. Perdagangan Besar dan Eceran
287,553.5
338,667.2
393,047.4
468,734.3
551,343.7
586,111.8
703,565.8
826,183.3
b. Hotel
12,685.4
14,146.9
16,074.2
17,320.4
18,900.3
20,781.5
23,876.6
26,302.0
c. Restoran
68,317.0
78,806.1
92,420.8
106,249.4
121,243.5
137,620.2
155,044.8
169,621.4









7. Pengangkutan dan Komunikasi
142,292.0
180,584.9
231,523.5
264,263.3
312,190.2
353,739.7
423,165.3
491,240.9
a. Pengangkutan
88,310.3
110,157.3
142,770.0
149,973.5
171,246.8
182,908.2
217,311.2
254,427.0
1). Angkutan Rel
1,218.8
1,238.3
1,355.4
1,397.5
1,649.8
1,904.3
2,260.2
2,367.1
2). Angkutan Jalan Raya
43,161.9
58,133.0
81,270.6
85,183.4
100,500.4
103,527.9
121,863.0
140,603.6
3). Angkutan Laut
12,328.3
13,974.4
16,106.1
16,043.4
16,019.2
15,812.7
16,929.8
18,504.0
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan
3,233.0
3,881.9
4,487.5
4,655.9
5,570.3
6,206.5
6,912.7
7,634.8
5). Angkutan Udara
9,728.0
11,979.2
14,669.3
16,547.2
19,665.9
24,248.8
34,781.0
46,711.0
6). Jasa Penunjang Angkutan
18,640.3
20,950.5
24,881.1
26,146.1
27,841.2
31,208.0
34,564.5
38,606.5
b. Komunikasi
53,981.7
70,427.6
88,753.5
114,289.8
140,943.4
170,831.5
205,854.1
236,813.9









8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
194,410.9
230,522.7
269,121.4
305,213.5
368,129.7
405,162.0
466,563.8
534,975.0
a. Bank
78,533.7
88,287.4
95,708.4
105,536.8
125,515.4
132,186.0
146,914.5
166,489.8
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
16,647.1
20,808.7
26,778.9
32,581.5
41,753.2
49,220.3
59,201.4
70,550.7
c. Jasa Penunjang Keuangan
1,286.1
1,581.3
2,011.1
2,490.1
2,807.1
3,001.3
3,481.1
4,072.9
d. Real Estat
66,106.8
81,474.3
97,396.9
110,239.9
132,023.6
145,260.7
168,220.6
191,779.2
e. Jasa Perusahaan
31,837.2
38,371.0
47,226.1
54,365.2
66,030.4
75,493.7
88,746.2
102,082.4









9. Jasa-jasa
236,870.3
276,204.2
336,258.9
398,196.7
481,848.3
574,116.5
654,680.0
783,330.0
a. Pemerintahan Umum
121,129.4
135,132.8
167,799.7
205,343.9
257,547.7
318,580.8
354,155.4
432,144.9
1). Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan
75,271.7
83,795.6
103,508.8
124,760.3
157,726.9
195,129.7
216,989.4
266,164.1
2). Jasa Pemerintahan Lainnya
45,857.7
51,337.2
64,290.9
80,583.6
99,820.8
123,451.1
137,166.0
165,980.8
b. Swasta
115,740.9
141,071.4
168,459.2
192,852.8
224,300.6
255,535.7
300,524.6
351,185.1
1). Jasa Sosial Kemasyarakatan
38,852.4
48,678.5
58,182.9
69,968.5
83,834.5
97,489.3
114,237.6
134,726.8
2). Jasa Hiburan dan Rekreasi
7,605.2
8,739.4
10,172.3
11,293.2
13,027.7
14,806.6
17,345.0
20,455.7
3). Jasa Perorangan dan Rumah tangga
69,283.3
83,653.5
100,104.0
111,591.1
127,438.4
143,239.8
168,942.0
196,002.6









Produk Domestik Bruto
2,295,826.2
2,774,281.1
3,339,216.8
3,950,893.2
4,948,688.4
5,606,203.4
6,436,270.8
7,427,086.1
Produk Domestik Bruto Tanpa Migas
2,083,077.9
2,458,234.3
2,967,040.3
3,534,406.5
4,427,633.5
5,141,414.4
5,936,237.8
6,794,373.4





* Angka Sementara





** Angka Sangat Sementara





Sumber : Badan Pusat Statistik                       




Analisis Pendapatan per Kapita
Pendpatan per Kapita Tahun 2007
Pendapatan per Kapita = Produk Domestik Bruto/ Jumlah Penduduk[3]
Pendapatan per Kapita = Rp 390.893.200.000.000/ 237.641.326
Pendapatan per Kapita = Rp 16.625.447

Pendapatan per Kapita Tahun 2008
Pendapatan per Kapita = Produk Domestik Bruto/ Jumlah Penduduk[4]
Pendapatan per Kapita = Rp 4.948.688.400.000.000/ 237.641.326
Pendapatan per Kapita = Rp 20.824.191

Pendapatan per Kapita Tahun 2009
Pendapatan per Kapita = Produk Domestik Bruto/ Jumlah Penduduk[5]
Pendapatan per Kapita = Rp 5.606.203.400.000.000/ 237.641.326
Pendapatan per Kapita = Rp 23.591.029

Pendapatan per Kapita Tahun 2010
Pendapatan per Kapita = Produk Domestik Bruto/ Jumlah Penduduk[6]
Pendapatan per Kapita = Rp 6.436.270.800.000.000/ 237.641.326
Pendapatan per Kapita = Rp 27.083.971


Pendapatan per Kapita Tahun 2011
Pendapatan per Kapita = Produk Domestik Bruto/ Jumlah Penduduk[7]
Pendapatan per Kapita = Rp 7.427.086.100.000.000/ 237.641.326
Pendapatan per Kapita = Rp 31.253.344

Berdasarkan perhitungan pendapatan per kapita lima tahun terakhir dapat kita lihat bahwa terjadi increase (kenaikan) dalam penerimaan pendapatan per kapita di Indonesia, hal ini diikuti dengan kenaikan penerimaan pendapatan domestik bruto Indonesia yang tiap tahun meningkat jumlahnya. Namun, dalam perhitungan ini, dihitung dengan menggunakan jumlah penduduk yang tetap yakni bersadarkan sensus penduduk tahun 2010.
Kenaikan pada penerimaan pendapatan domestik bruto atau produk domestik bruto (PDB) selama lima tahun terakhir, ini apabila kita lihat berdasarkan data BPS, sumbangsi terbesar dalam PDB diperoleh dari industri pengolahan migas. Apabila kita kaitkan juga dengan materi sebelumnya, neraca pembayaran,  ekspor terhadap migas memiliki jumlah yang besar. Otomatis lah bahwa migas merupakan hal yang vital dan potensial serta perlu dipertimbangkan bagi Indonesia untuk memperoleh kenaikan terhadap pendapatan domsetik bruto.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PEI = Pendapatan per Kapita Tahun 2011 – Pendapatan per Kapita Tahun 2010/ Pendapatan per Kapita Tahun 2010
PEI = Rp 31.253.344 - Rp 27.083.971/ Rp 27.083.971
PEI[8] = 15,39 %
Berdasarkan perhitungan diatas, pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 15,39 % dari tahun sebelumnya, 2010.

Perbandingan dengan Negara lain
Amerika Serikat mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 % dari tahun sebelumnya, sedangkan jepang mengalami penurunan sebesar 0,9 % di tahun 2011. Kemudian cina mengalami peningkatan yang cukup tajam juga, dengan kenaikan sebesar 9,2% yang membuat pertumbuhan ekonominya semakin teguh, disusul dengan negara Singapura 4,9% dan Uni Eropa sebesar 1,5 %[9].
Dilihat dari penjabaran diatas, dapat dibandingkan bahwa Indonesia lebih memiliki pertumbuhan ekonomi yang besar dibandingkan negara-negara diatas. Berdasarkan data bank dunia juga, menyebutkan Indonesia memasuki 20 besar dan peringkat ke 18 negara dengan pendapatan domestik bruto terbesar di dunia.
Namun sayangnya, apabila di pisahkan menjadi pendapatan Nasional Bruto, Indonesia tidak terlalu banyak, hal ini dikarenakan jumlah produksi barang dari faktor produksi milik warga negara asing, lebih besar dibandingkan warga negara Indonesia. Hal ini juga lah yang membuat peredaran uang lebih mengarah ke luar negeri bukan ke dalam negeri, dan akibat daripada itu semua, menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dirasakan di dalam negeri dan masih banyak terjadinya kesenjangan sosial.

Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi
1.   Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya
Kekayaan alam suatu negara yang meliputi luas dan kesuburan wilayah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan serta hassil laut yang diperoleh, dan jumlah serta jenis tambang-tambang yang terdapat.
Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk dapat mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.  Di setiap negara dimana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi dalam sektor utama – pertanian dan pertambangan, yakni sektor kekayaan alam terdapat. Tetapi kekurangan modal, tenga ahli, pengetahuan, dan pengusaha, membuta kekayaan ini tidak dapat dioptimalkan sebagaimana mestinya dan membatasi berbagai kemungkinan berbagai jenis perbuatan ekonomi.
2.   Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam menganalisis maslah-maslah pembangunan di negara-negara berkembang para ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius dalam pembangunan. Adat istiadat yang tradisional menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi modern dan produktivitas yang tinggi. Olehkarenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga di dalam sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah, atau dimana luas tanah yang dimiliki sangat kecil dan tidak ekonomis, maka pertumbuhan ekonomi tidak mencapai apa yang diharapkan.
Sikap masyarakat juga mempengaruhi sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Disebagian besar ada yang dapat mendorong kegiatan ekonomi. Sikap yang demikian antara lain adalah sikap berhemat yang mengumpulkan banyak uang untuk investasi, sikap menghargai kerja keras, dan sikap yang selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan.
Apabial di dalam masyarakat terdapat sikap yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus lah berusaha untuk mengapuskannya seperti mengadakan perombakan sosial, seperti menghapuskan kekuasaan tanah, menggalakkan sikap hemat, dan membuat penataran untuk membentuk sikap yang selalu ingin mendapat penghasilan dan keuntungan.

3.   Jumlah Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut akan menambah produksi. Disamping itu, pendidikan, keterampilan, dan pengalaman, dapat mewujudkan produksifitas semakin tinggi lebih cepat dibandingkan pertambahan tenaga kerja.
Kemudian, pertambahan terhadap jumlah penduduk juga dapat meningkatkan jumlah pasar dan konsumen. Semakin banyak konumen maka akan semakin banyak permintaan akan barnag yang dihasilkan dalam perekonomian. Otomatis akan menstimulus perkembangan atau akan membuat kenaikan produktifitas. Apabila produktifias naik maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.
Selain itu, ada dampak buruknya dari pertambahan jumlah penduduk, yakni apabila pertambahan jumlah penduduk tidak sebanding dengan jumlah permintaan akan produk perekonomian, maka akan menyebabkan terjadinya pengangguran. Serta apabila pertambahan jumlah penduduk tidak diikuti dengan kualitasnnya maka akan menurunkan produktifitas barang yang dihasilkan.

4.   Barang-Barang Modal dan Teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienitas dalam pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang kurang maju sekalipun barnag modal akan besar peranannya dalam perekonomian. Tanpa adanya barang modal seperti jaring untuk menangkap ikan, alat untuk bercocok tanam, ini tidak dapat menunjang perekonomian.
Namun, apabila barang modal tidak diiringi dengan teknologi yang memadai, maka efektifitas dan produktifitas bahkan efisienitas dalam menciptakan suatu barang tidak dapat terpenuhi jua. Tanpa adanya teknologi bisa dikatakan bahwa produktifitas barang-barang modal tidak akanmengalami perubahan dan tetap pada tingkat yang rendah. Oleh karena ini pendapatan per kapita menjadi semakin kecil. Logikanya, apabila ada tangan teknologi, otomatis produktifitas semakin cepat dan murah, hal ini akan mengakibatkan kenaikan hasil proses produksi.








[1] Cara perhitungan pendapatan nasional melalui tiga cara; 1. Menghitung pendapatan, 2. Produk neto, dan 3. Pengeluaran.
[2] Pembangunan ekonomi terkadang tidak diikuti dengan pertambahan pendapatan nasional rill.
[3] Jumlah penduduk Indonesia tetap, berdasarkan sensus tahun 2010, sebanyak 237.641.326 Jiwa (Data Kependudukan BPS)
[4] Jumlah penduduk Indonesia tetap, berdasarkan sensus tahun 2010, sebanyak 237.641.326 Jiwa (Data Kependudukan BPS)
[5] Jumlah penduduk Indonesia tetap, berdasarkan sensus tahun 2010, sebanyak 237.641.326 Jiwa (Data Kependudukan BPS)
[6] Jumlah penduduk Indonesia tetap, berdasarkan sensus tahun 2010, sebanyak 237.641.326 Jiwa (Data Kependudukan BPS)
[7] Jumlah penduduk Indonesia tetap, berdasarkan sensus tahun 2010, sebanyak 237.641.326 Jiwa (Data Kependudukan BPS)
[8] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011
[9] Menurut data bank Indonesia – Neraca Pembayaran.